Liberasi Akan Sebuah Kemajuan!
Put your lovely words here...
Put your lovely words here...

Kondisi Mahasiswa Sekarang

| | Rabu, 09 Desember 2009
|

Ketika kata mahasiswa terngiang ditelinga kita yang terbayang adalah hidup serba ada dan glamour, tetapi haruslah kita sadari bahwa mahasiswa terdiri dari dua kata yakni maha dan siswa. Maha sendiri memiliki pengertian yang paling-, yang ter-, dll. Sedangkan siswa adalah seorang subyek yang sedang mencari, menuntut ilmu. Ilmu tidak hanya bersifat
Akhir-akhir ini mahasiswa senantiasa menjadi motor penggerak perubahan. Keinginan yang kuat dalam menyongsong masa depan dan keterbukaannya melihat beragam sisi kehidupan, mendorong mahasiswa bangkit dari tiap keterpurukan. Kecekatan bekerja dan kekritisan berfikir yang disertai rasa tanggung jawab, menjadi penyejuk bagi zaman yang kian “edan”
Tak berlebihan jika istilah “pemuda adalah tulang punggung bangsa” selalu jadi pedoman. Dengan kombinasi luar biasa yang dimilikinya, mahasiswa mampu tampil di depan memegang kendali sebuah peradaban.
Menilik sejarah Indonesia awal kemerdekaan, menjadi bukti nyata peran sentral pergerakan mahasiswa. Sebut saja zaman proklamasi kemerdekaan. Atas inisiatif kuat mahasiswalah akhirnya proklamasi itu berhasil dikumandangkan dan menjadi momentum baru arah perjuangan bangsa Indonesia. Begitu pula dengan reformasi 9 tahun silam. Gerak andil mahasiswa begitu besar dalam mencetuskan angin perubahan dan kemudian menenggelamkan rezim totaliter .
Namun kini ironi seringkali kita jumpai. Tak jarang mahasiswa seakan lupa akan tanggungjawabnya sebagai tumpuan harapan. Sebagian mahasiswa memandang remeh pentingnya pergerakan. Belajar menjadi-jadi satu-satunya pilihan. Padahal keadaan negeri ini yang mengenaskan menuntut peran serta mahasiswa dalam setiap arah gerak keputusan.
Belajar hanya bercita-cita untuk menjadi seorang professional agar gampang mendapatkan pekerjaan. Mereka yang diharapkan mampu menjadi pelopor penggerak kemajuan baik bidang ekonomi, politik, sosial budaya maupun teknologi hanya bisa memikirkan dirinya sendiri. Sebuah paradigma yang sangat keliru ketika ada yang mengatakan bahwa permasalahan bangsa ini adalah tanggungjawab pemerintah atau orang-orang yang duduk di lembaga saja. Memang benar kebijakan publik ada di tangan mereka. Namun proses lahir-nya kebijakan itu menuntut peran aktif mahasiswa. Demikian pula halnya dalam proses pe-laksanaan kebijakan itu nanti, mahasiswa harus memiliki sikap kritis menjadi pengontrol agar kebijakan yang dilaksanakan seiring dengan haluan yang ditetapkan.
Kini bukanlah saatnya lagi mahasiswa mementingkan dan memikirkan dirinya sendiri. Zaman menghadapkan kita pada beragam persoalan yang kian kompleks. Bangsa ini tak membutuhkan manusia yang bermental pekerja. Bangsa ini tak memerlukan manusia-manusia robot yang hanya tunduk perintah sang bos tanpa memiliki kreativitas mengem-bangkan diri dalam membangun masyarakatnya. Bangsa ini mem-butuhkan pemikir dan pemimpin yang peduli dan memiliki integritas. Sudah seharusnya mahasiswa memiliki pemahaman persoalan bangsa dan memiliki kadar intelektual yang bisa diandalkan. Saatnya mahasiswa maju, singsingkan lengan baju. Hilangkan fanatisme kepentingan kelompok maupun individu. Mahasiswa mesti mengedepankan persatuan demi sebuah perubahan. Kalau bukan kepada mahasiswa, kepada siapa lagi rakyat berharap?
Mari kita bersama-sama membangun bangsa yang kita cintai ini dengan segenap jiwa dan raga kita bersama ...(zug)

Billahi Fii Sabiililhaq Fastabikul Khoirot


1 komentar:

Ari Ahmad Afandi mengatakan...

Kondisi mahasiswa sekarang memang mengenaskan!! bahkan artikel pun di bajak! sungguh memalukan!

Posting Komentar

 

Sudah Terbukti